March 2016

27

2 Year 4 Mos - First day at school

Posted on Thursday, March 24, 2016



Jadi jadi jadi.. akhirnya hari senin tgl 21 Maret kemarin, Grace memulai sekolah pertamanya!

Oh ya, sebelumnya mau curhat sedikit.

Jadi kemarin itu, pas survey sekolah dan trial class, tidak semuanya saya atau papanya yang nemenin. Ada kalanya Grace ditemani oleh kungkungnya.

Alasannya klise, kami kerja, dan gak enak kalau harus kebanyakan ijin. Nah, disini nih saya sempat mellow.

Pertama, saya tanya Grace gimana di dalam kelas ke papa saya yang saat itu nemenin Grace. Eh dijawab gak tau karena dia gak ikut masuk. Grace masuk sama susnya aja. HEH? Masa nanti yang menilai bagus ngga sekolah anak saya adalah sus?!? (Y__Y) *langsung google “derita working mom”, biar ada temen ceritanya*

Eeh, ditambah dong, saya ditanya sama temen sekantor,
“kok gak cuti mba? Kan Grace trial class hari ini?” Dia denger percakapan saya di telepon saat daftar untuk trial class.
“iya, ditemenin opanya aja”
“lah, mba gak lihat dong? Terus ntar milihnya gimana?”

*DONG-DONG-DONG*

Rasanya, hatiku seperti tercabik-cabik *lebay*.

Saya langsung merasa seperti ibu yang tidak peduli sama pendidikan anak sendiri, dan malah lebih mementingkan urusan kantor. Kepikiran juga nanti bila anak pulang pergi sekolah saya gak bisa antar jemput, yang berarti saya gak pernah lihat anak saya pakai seragam! Mulai deh sedih dan kepengen resign saat itu juga. LOL.

Ya in my defense, saya gak buta-buta amat sih sama sekolahan itu. Saya pernah survey, pernah lihat cara ngajarnya (ngintip aja sih), walaupun pas trial class memang saya gak bisa datang. Dan alasan kenapa papa saya tidak menemani Grace di dalam juga masuk akal banget sih. Beliau malu karena yang menemani isinya mami-mami dan suster-suster semua. Eh tapi setengah jam terakhir papa saya masuk kok ke kelas, sempet video-in juga interaksi Grace dan cara mengajar gurunya… *tuh kan masih defensive, biar gak di cap ibu-ibu kantoran yang gak peduli sama anaknya*

:p

Singkat cerita, akhirnya kami daftar juga di sekolah yang kami rasa terbaik.

Hari pertama, saya dan papanya ijin masuk setengah hari ke kantor, dan rencana akan menemani Grace full 2 jam. Ternyata, pas sudah masuk dan ketemu mainan, lupa dia sama kita. LOL. Saya ngobrol dengan principal sekolah di bagian pendaftaran, isi-isi form, tanya ini-itu, dan selesai itu pun Grace sama sekali gak cariin kita. Dia malah memperhatikan guru dan teman-teman lainnya bermain. Good sign nih, kami pikir, dan lalu kami diam-diam pergi keluar. Karena bingung mau nunggu dimana, diantara suster-suster dan mbak-mbak lainnya yang lagi ngerumpi, akhirnya kami memutuskan untuk tinggal sebentar untuk sarapan dan pulang dulu. Toh ada sus-nya Grace diantara kerumunan suster-suster di depan itu, in case Grace panik dan mencari orang yang ia kenal.

Sejam kemudian kami kembali ke sekolah. Ketemu dengan ibu principal dan langsung dikasih laporan kalau Grace nangis cari papanya.. huhuhu…  (nangis teriak-teriak kencang loh, bukan yang tersedu-sedu)

Katanya sempet teriak-teriak juga karena gak mau pintu kelasnya ditutup, maunya dibuka terus supaya bisa kabur ke ruang mainan.

Oh well..

Tapi pas saya datang sih katanya sudah tenang, of course, karena susnya nungguin di dalam kelas.

Saat itu, mereka sedang antri cuci tangan, karena sebentar lagi snack time!

Grace senang sekali melihat kami datang. Langsung prilaku malu-malunya hilang dan keluar aslinya. Kayak gini misalnya. Temannya ada yang pakai botol sedotan, eh dia teriak dong, “kok pake DOT sih??? Malu doooongg”, yang kompak bikin kami semua termasuk gurunya tertawa.

Terus pas ada anak yang nangis pun dia bisa langsung teriak, “JELEK! JELEK!” *mama papanya langsung tutup muka*.. padahal dia sendiri tadi kan nangis yah, hehehe..

Satu lagi, kan saya bawakan Grace bekal roti coklat ya, ternyata pas masih jam main, Grace mau ambil rotinya dan mau makan. Padahal bukan jam makan kaann. Mungkin dia udah kebayang-bayang ya roti pake ovomaltine kesukaannya dari pagi. Lol.

Yah, namanya anak kecil ya, masih polos, ceplas-ceplos, kita yang dewasa hanya bisa tersenyum deh.

Untungnya Grace tampak kerasan sama sekolah ini. Kalo dibandingkan dengan ke-2 sekolah lain yang kami survey, memang sekolah ini lebih “bebas”, dalam arti, in case anaknya lagi gak mau pake seragam, ya gak usah dipaksa (tau aja dia kalo si Grace suka moody and suka milih bajunya sendiri). Terus misalkan anak belum kerasan ditinggal sendiri di dalam kelas, ya silahkan ditemani, toh pelan-pelan akan terbiasa apalagi kalau lihat teman-temannya tidak ditemani mamanya.

Memang sepintas dilihat peraturannya longgar ya. Tapi ya, gimana, wong bocahnya aja baru 2.5 tahun.

Lain nanti ceritanya kalau sudah masuk SD, saya sih pengennya masukin ke sekolah Katolik kayak jaman saya dulu, yang kepala sekolahnya suster, yang galaknya ampun-ampun. Haha.

37

School Hunting

Posted on Wednesday, March 16, 2016



Apa? Grace sudah mau sekolah?

Yup.

Memang tadinya saya berfikir mau sekolahkan Grace nanti-nanti saja, ketika sudah umur 3 atau 4 tahun. Biarkan dia main lamaan di rumah, daripada kecil-kecil sudah harus belajar di sekolah. Kasihan, pikir saya waktu itu.

Ditambah lagi kalau denger cerita-cerita orang di negeri bule eropa sana, dimana anak masuk SD belum bisa baca pun gak pa-pa, setidaknya mereka punya masa kecil yang bahagia dan puas bermain.

Lain dengan anak disini yang dari umur 1 tahun aja sudah mulai diajarkan 1,2,3, A,B,C… sudah mulai diajarin ngomong Bahasa mandarin / inggris / arab.. Jadi jangan bingung kalau sekarang banyak anak yang terlambat berbicara yah.

Nah, tapiiiiii… sejak Grace sering diajak bermain di playground, dan dia menampakkan sifat takut apabila di deketin orang, saja jadi mulai berpikir, apakah ini saatnya Grace harus sekolah? Btw, mending ya kalau di deketinnya sama orang dewasa, nah ini di deketin anak yang seumuran dia aja bisa kabur. Giliran anaknya lebih kecil, tu anak bisa di dorong sampe jatoh atau diteriakin suruh pergi  (Y_Y) *elus-elus si jabang bayi*.

Nah, jadi keputusan mau sekolahkan Grace sejak piyik ini, bukannya biar pinter atau apa, tapi saya ingin dia bisa bergaul dan mengurangi rasa takutnya bila ketemu orang asing.

Saya bicara dengan papanya dan akhirnya awal tahun ini kami setuju dan mulai searching pre-school di sekitaran rumah.

Kriteria kami dalam mencari pre-school memang sebisa mungkin dekat dengan rumah, lol.

Pertama saya mencari PG katolik. Ada satu sekolah katolik yang dekat banget dengan rumah saya. Pas ditanya bisa gak Grace masuk kesana karena umurnya baru 3 tahun di bulan November, katanya bisa, karena cut off nya di bulan Desember. 

Nah, saya cek juga ke sekolahan katolik almamater saya. Disini ternyata Grace belum bisa masuk PG, karena cut off nya di bulan Oktober. Dan yang bikin saya yakin untuk tidak memasukan Grace ke PG sekarang adalah kata-kata ibu yang mengakat telepon saya. Ketika saya tanya bisa gak masuk karena cuma beda 1 bulan, dijawab “tidak bisa bu. Ingat bu, anak yang berprestasi selama ini adalah anak yang usianya cukup.”  *DEG* OK lah kalau begitu….

Setelah itu saya mulai mencari pre-nursery class buat Grace (pre-nursery = kelas toddler atau sebelum masuk PG). 

Nah disekitar sini adanya yang pake Bahasa inggris semua. So far saya sudah lihat ke 3 sekolah, dan sudah trial class di 2 sekolah. Saya coba jabarkan disini dengan menggunakan nama samaran yah..

         1. Waktunya belajar

Saya datang kesini pas hari sabtu. Pikiran hanya mau tinjau lokasi dan lihat-lihat kondisi sekolahannya dulu, eh ternyata pas banget hari itu pas ada trial class. Jadi langsung deh si Grace saya masukin ke trial classnya. Kebetulan ternyata hanya ada 1 anak (tadinya ada 2 anak, tapi terus yang 1 hilang gak tau kemana pas Grace masuk), dan ada 2 guru. 

Gurunya menyapa Grace dengan semangat dan full Bahasa inggris. Terus terang saja, menurut saya sih terlalu bersemangat ya, sampe saya dan papanya aja takut :p. Gracenya? Ya jelas dia jadi nempel sepanjang trial sama saya/papanya, gak mau lepas sama sekali kayak perangko. Disuruh nempel-nempel di kertas aja dia gak mau sama sekali, padahal biasanya kan nge-gratak ya. Saya rasa sih karena gurunya yang full inggris terus jadi asing banget buat Grace. Padahal, gurunya tau loh kalau kami gak pernah pakai Bahasa inggris di rumah.

Biaya:
Uang masuk = 12 juta (diskon 1 juta selama open house), dibayar 1x sampai lulus TK.
Uang sekolah = 2.1 juta per 4 minggu (total setahun hanya dihitung 10 bulan karena libur lebaran dan tahun baru tidak di hitung).

Durasi = 2 x 2 jam / minggu

Perbandingan guru dan murid = 1 guru x 4 murid

Luas: cukup luas karena gedung sendiri (bukan ruko, atau rumah)
Plus side: Mewajibkan toilet training di usia 2 tahun. Jadi anak dilarang pakai pampers ke sekolah. Di dalam kelasnya ada toilet.

      2. Si Lebah

Yang  ini semi-montessori. Jadi 1 jam ada belajar di kelas, kemudian sejam lagi pelajaran Montessori, alias belajar sendiri. Pas saya kesana pas anak-anaknya lagi kelas Montessori. Yang saya lihat sih kelasnya cukup ramai ya, sekitar ada 6-8 anak. Gurunya ada 2. 

Di kelas Montessori ini anak dipersilahkan ambil mainan sendiri di rak, main sendiri-sendiri, dan selesai main harus meletakkan mainannya ke rak lagi. Kata temen saya yang anaknya almamater sana, anaknya jadi jauh lebih mandiri. Papanya senang karena selama kita disana anak-anak bener-bener main sendiri, gak ribut, dan gak ada yang lari-lari, hehe.. Sepenglihatan saya sih, permainan Montessori lebih berupa mainan kecil-kecil semacam puzzle dan menyusun-nyusun.. ya lebih ke motorik halus dan perkembangan otak sih.

Biaya:
Uang masuk = 10 juta (diskon 20%) = 8 juta, dibayar 1x sampai lulus TK.
Uang buku = 700 ribu / tahun
Uang sekolah = 2.4 juta per term *(1 term = 3 bulan)

Durasi = 3 x 2 jam / minggu

Luas: kurang. Berada di 1 rumah 2 lantai. Tidak ada ruang untuk beraktifitas outdoor.

     3. Sekolah Malaikat

Sekolah ini namanya ada yayasannya (kelihatannya sih Katolik). Tapi saya gak tau kalau yayasan sekolah katolik tuh ada ya yang swasta? Saya kira harus dibawah naungan gereja kayak Ursula, dll gitu?

Eniway, pas saya kesana, ternyata sekolahannya lagi libur dong karena ada teacher meeting. Pantesan kok sepi amaaat (padahal sudah bela-belain cuti, huh!). Yah well, berhubung udah kesana, jadi saya lihat-lihat ruangan aja deh. Menurut saya sih ruangannya sih cukup besar. Ada permainan fisik seperti ayunan, mobil-mobilan, jungkat-jungkit dll di indoor dan outdoor. Walaupun hanya di satu rumah, tapi rumah itu full isinya buat anak pre-nursery dan nursery aja. Sedangkan TK dan SDnya (yes, ada sampai SD), ada di gedung seberang. Saya sempat lihat ke TK dan SD nya, gedungnya besaaar, 4 atau 5 tingkat, ada lapangan parkirnya, dan ada kolam renangnya. Yah kerasa kayak sekolah beneran deh :) Guru-gurunya terlihat lebih sederhana dan berpengalaman dari pada ke 2 sekolah diatas.

Grace sudah sempat trial disini. Sayangnya bukan saya yang antar, jadi saya hanya mendengar ceritanya saja. Katanya sih Grace awal-awal takut, tapi lama-lama mau juga ngikutin dan sudah berani minta ijin pipis sama miss-nya (good job girl!). Sepertinya Grace lumayan kerasan karena gurunya masih campur-campur Bahasa indo dan inggris, dan tidak semengerikan guru di sekolah pertama :p.

Biaya:
Uang masuk = 6 juta (diskon 20%) = 4.8 juta (untuk pre-nursery dan nursery saja). Uang masuk TK tahun ini harganya 12 juta (diskon 20%) = 9.6 juta.
Uang sekolah = 2.4 juta (pre-nursery) / term, 3.1 juta (nursery) / term *(1 term = 3 bulan)

Durasi = 3 x 2 jam / minggu

Perbandingan guru dan murid = 1 kelas max. 15 murid x 1 guru, 1 asisten, 1 helper.

Luas = cukup luas.

Minus side = Ada pelajaran berenangnya yang bikin saya jiper.. Ya masak anak masih piyik sudah diajarin berenang ya? walopun kolam renangnya cuma kolam anak yang se-paha doang, tapi tetep aja, kalo kepeleset jatuh gimana?? *parno gara-gara kejadian di sekolah Global kemarin*. Terus, saya dengar bahasa inggris gurunya juga kurang oke di pronounciationnya (penting!) :p


Nah, kalau dari ketiga diatas sih saya sudah pasti coret sekolah pertama :p Selain harganya kemahalan, saya juga kurang sreg sama metode pembelajarannya yang sepertinya ingin membuat anak terlalu pro-aktif (maklum, kurikulum Amerika).

Sekarang sedang dilema antara Si Lebah atau Sekolah malaikat. Besok rencananya mau trial class di Si Lebah. Sepertinya keputusannya akan di ambil setelah trial classnya =)

Gracenya sendiri gimana?

Very-very excited! 

Memang sejak masuk ke umur 2 tahun kita di rumah sering bilang, "harus belajar ini-itu sendiri, nanti di sekolah gimana?" atau "gak boleh pukul-pukul ya, nanti di sekolah gak ada temennya..", ya semacam itu lah.

Sejak itu dia mulai tertarik dengan kata "sekolah". 

Grace juga semakin tertarik ketika kami tinjau sekolah, apalagi kalau bukan banyak mainannya! Mungkin pikirinya seperti playground ya =)

Lagu favoritnya sekarang adalah "Bangun Pagi". Ada yang tau? hehe..

Setelah melihat trial class pun saya semakin yakin untuk menyekolahkannya sekarang. Karena tidak seperti dugaan saya sebelumnya, anak pre-nursery itu isinya main mulu! haha.. Belajarnya paling sedikit, dan itu pun sambil bermain. 

Yah semoga keputusan menyekolahkannya sejak dini memang keputusan yang baik, yah.

Waaaaaaah, anak saya sudah mau sekolaaaaaaaaaaahhhhhhhhh!!!